Saturday, February 21, 2015

Let's Talk About Tokusatsu (Apa itu Tokusatsu?)

YO MINNAAAAAAAAAA!!!!!!!!

Nishikai balik lagi nih!

Ngga kerasa hari ini udah hari minggu, pasti lagi pada asik liburan. Mari kita melihat ke belakang sejenak *cieelah waktu hari minggu tiba buat kita anak-anak angkatan 90an pasti bakal ngerasa kegirangan kalo kita udah masuk hari yang satu ini. Gimana ngga, mungkin di hari minggu waktu itu seluruh anak Indonesia bakal nguasain TV dari jam pagi sampe tengah hari. Yang cewe nonton Sailor Moon, Minky Momo, Wedding Peach, Hamtaro. Yang Cowo pada nonton Power Ranger, Satria Baja Hitam, Ninja Jiraiya, Digimon dan Yang ngga punya temen nonton Honey Bee Hatc (kerasa banget sebatang karanya) T^T. Nah kali kita bakal bahas tentang tontonan pahlawan bertopeng masa kecil kita yang berasal dari jepang ini dari awal. Sebelum kita bahas tentang Power Ranger, Satria Baja Hitam, dan kawan-kawanya ada baiknya kita ngerti dulu apa sih sebenernya mereka dan termasuk kedalam jenis film apa sih mereka di Jepang?

Tokusatsu

Kalian mungkin yang hidup digenerasi 90an pasti kenal yang namanya Power Ranger (kalo di Jepang namanya Super Sentai) , Kesatria Baja Hitam (Kamen Rider) dan serial pahlawan lainnya dari Jepang. Tau ngga sih mereka ini masih satu genre di perfilman Jepang yang di sebut genre "Tokusatsu"

Apa itu Tokusatsu?

Istilah tokusatsu merupakan kependekan dari istilah tokushu satsuei (特殊撮影), sebuah istilah bahasa Jepang yang bisa diterjemahkan sebagai "special photography" yang mengacu pada penggunaan efek khusus (special effects). Biasanya, dalam sebuah film atau pertunjukan, orang yang bertanggung jawab untuk urusan efek khusus seringkali dipanggil dengan julukan tokushu gijutsu (特殊技術), yang berarti "special techniques" (istilah yang dulu digunakan untuk menyebut "special effects"), atau tokusatsu kantoku (特撮監督).

Sejarah Tokusatsu

Awalnya film tokusatsu sendiri tidak bertema hero, malah anti-hero. Film tokusatsu awal adalah Godzilla (1954) yg dibuat oleh Toho. Meski digadang sebagai movie tokusatsu pertama, tapi Godzilla dibuat karena terinspirasi oleh film King Kong buatan Hollywood. Terlebih di masa itu Jepang yg belum genap 10 tahun peristiwa Hiroshima-Nagasaki, isu mutasi akibat radiasi nuklir sangat tinggi. Jadilah Toho membuat Godzilla, monster yang konon adalah salah satu akibat dari radiasi nuklir.
Spesial efek dalam Godzilla ini adalah shooting dilakukan di studio dengan miniatur pulau atau kota yg menjadi setting lokasi dan ada suit actor, atau aktor yg mengenakan kostum karet, yg berperan sebagai Godzilla. Spesial efek seperti ledakan dan sinar laser yg disuguhkan sih termasuk yg paling canggih pada jamannya.


Godzilla Film bergenre Tokusatsu Pertama

Tahun 1957, Shintoho membuat beberapa episode film pendek berjudul Kotetsu no Kyojin. Tokusatsu superhero pertama yang pernah ada. Tahun berikutnya kembali Shintoho membuat Gekko Kamen yg bertema sama, namun kali ini dalam format serial televisi. Keduanya merupakan titik balik di mana tokusatsu dengan tema superhero ternyata lebih disukai. Tokusatsu superhero pertama yang pernah ada. Tahun berikutnya kembali Shintoho membuat Gekko Kamen yg bertema sama, namun kali ini dalam format serial televisi. Keduanya merupakan titik balik di mana tokusatsu dengan tema superhero ternyata lebih disukai.
Eiji Tsuburaya yang menangani spesial efek pada Godzilla, pada tahun 1963 mendirikan studio Tsuburaya Productions, sementara dia juga tetap aktif di Toho Studio, hingga akhirnya pada 1966 Tsuburaya membuat sebuah serial TV berjudul Ultra Q. Serial ini mengisahkan penyelidikan terhadap aktivitas makhluk ekstra terestrial yg berwujud monster raksasa seperti halnya Godzilla. Lebih mirip seperti The X-Files jaman jadul lah. Bahkan saat itu Eiji Tsuburaya bebas memanfaatkan kostum properti dari Toho dan memodifikasinya untuk membuat monster baru untuk digunakan dalam Ultra Q.
Baik Godzilla maupun Ultra Q, keduanya merupakan genre tokusatsu yang masuk dalam kategori Kaiju (monster raksasa). Kaiju sendiri sekaligus merupakan genre tokusatsu yang bertema anti-hero. Hingga setelah Ultra Q selesai ditayangkan sebanyak 28 episode, seminggu kemudian Ultra Q diganti dengan tayangan baru berjudul Ultraman.

 Keterangan : Kiri (Ultra Q), Kanan (Ultraman)


Selain Ultraman, ada juga serial tokusatsu berjudul Ambassador Magma yg merupakan versi live action dari manga dengan judul yg sama buatan Osamu Tezuka (mangaka yg sama yg membuat Astro Boy, Black Jack, Kimba The White Lion, dll). Baik Ultraman maupun Ambassador Magma ini merupakan tokusatsu dengan genre Kyodai Hero, atau tokusatsu dengan karakter berukuran manusia normal yg dapat berubah menjadi ukuran raksasa.
Semenjak era inilah ditengarai bahwa tokusatsu yang lebih digemari adalah yg bertema superhero dan karakter utamanya memiliki kekuatan untuk berubah menjadi sosok yg lebih super dan menggunakan kekuatannya untuk melindungi umat manusia. *cieeeh bahasanya*
Selain Osamu Tezuka, seorang mangaka lain yg bernama Shotari Ishinomori juga memiliki sebuah manga yang kemudian diangkat menjadi serial tokusatsu. Judulnya adalah Kamen Rider yg diproduksi oleh TOEI Production. Kamen Rider pertama ditayangkan tahun 1971 dan total memiliki 98 episode.
 
Kamen Rider Brother's (Ichigou&Nigou) sebagai kamen rider Pertama (Era Showa)
 

Ishinomori merupakan salah satu orang penting di dunia tokusatsu, karena selain dia pencipta Kamen Rider, Ishinomori juga yg mempopulerkan super hero dengan genre Super Sentai.
Super Sentai secara harfiah berarti pasukan tempur super, dengan Himitsu Sentai Goranger sebagai serial super sentai yg pertama ditayangkan. Jika kalian mengenal Power Rangers, itu adalah versi adaptasi Amerika dari serial super sentai. Cirinya adalah jagoan utama terdiri dari sekelompok pemuda berjumlah lima orang (bisa lebih, bisa kurang pada super sentai tertentu), bisa berubah menjadi super hero dengan kostum warna-warni, dan sejak Battle Fever J, super sentai memiliki robot raksasa untuk menghadapi monster yg sudah dikalahkan sebelumnya, yg kemudian berubah menjadi raksasa.
 

 
Super Sentai Pertama (Himitsu Sentai Goranger)


Battle Fever J, Super Sentai pertama yang menggunakan Robot Raksasa (Mecha)
Battle Fever Robo


Selain Kamen Rider dan Super Sentai, Ishinomori memiliki beberapa judul tokusatsu lain yg dikenal sebagai genre Other Heroes, di antaranya adalah Henshin Ninja Arashi, Android Kikaider, Inazuman, dll (lupa, jaman masih kecil sih). Bahkan, Spider-man punya Marvel pun pernah dibuat versi tokusatsunya oleh TOEI Production.
Ada juga genre Metal Heroes, seperti Uchuu Keiji Trilogy, Kido Keiji Jiban, Blue SWAT, Tokkei Winspector, B-Robo Kabutack, dll.





Perkembangan Tokusatu Saat Ini

Di zaman sekarang yang udah modern gini udah banyak teknologi yang dikembangkan, gitu juga dalam dunia Tokusatsu. Perubahan terjadi dari segi desain kostum yang lebih bagus dan tema cerita yang lebih menarik buat di ikutin di kalangan anak-anak dan dewasa. Dan saking berpengaruhnya Tokusatsu di Indonesia akhirnya kita juga ngga mau kalah bikin super hero original. Dan ini ada bebrapa contoh Super Hero buatan Indonesia

Bima-X

 

Spheres Trinity (Salah satu Taokusatsu Anak Bangssa)

Dan masih banyak lagi karya Tokusatsu anak bangsa meskipun hanya beberapa yang terekspose dimedia tapi mereka tetap tidak menyerah untuk membuat super hero orisinil untuk generasi muda kita kedepannya. 


Memang dizaman sekarang Indonesia lagi kekurangan tayangan untuk anak, khususnya super hero yang jadi sosok panutam buat anak-anak Indonesia di jaman kita yang sekarang dipenuhi dengan sinetron dan acara yang tidak mendidik. Mudah-mudahan saja untuk kedapannya makin banyak acara-acara berkualitas khususnya untuk anak-anak agar mereka punya sosok untuk ditiru dalam berperilaki serta bertindak kedepannya *cie pesan moral.



Ok segitu dulu buat bahasan Tokusatsu kali ini. Tenang aja setiap hari minggu kalo admin ngga ada halangan kita bakal ngebahas tentang Tokusatsu lebih dalam lagi, jadi tetep pantengin terus ya ini blog.

Mata Ashita


3 comments: